Kamis, 20 Oktober 2011

STRUKTUR PROTEIN


Struktur Kuartener
Struktur tertinggi dari protein adalah struktur kuartener. Dalam struktur ini, molekul protein merupakan molekul kompleks, tidak terbatas hanya satu rantai polipeptida, tetapi boleh jadi mengandung beberapa rantai polipeptida. Jadi pada struktur ini, molekul protein disamping memiliki ikatan hidrogen, gaya Van der waals, dan antaraksi gugus nonpolar, juga terjadi antaraksi antar rantai polipeptida satu dengan lainnya melalui baik antaraksi polar, monopolar, maupun van der Waals. Contoh dari protein ini adalah molekul hemoglobin, terdiri dari empat sub-unit rantai polipeptida.
 


Struktur Primer
Sturktur primer suatu protein adalah urutan uniknya yang terdiri dari asam amino.  Struktur primer merujuk kepada struktur linier dari residu asam amino sepanjang rantai polipeptida, melibatkan pembentukan ikatan kovalen dari ikatan peptida dan ikatan disulfida antara rantai- rantai polipeptida, yang disebut struktur primer –S.  Setiap jenis protein memiliki struktur primer yang unik yang menggambarkan urutan susunan asam-asam aminonya.

 Struktur Sekunder
Sebagian besar protein memiliki segemn-segmen dalam rantai polipeptidanya yang terlilit dan terlipat secara berulang dalam pola yang membentuk protein secara keseluruhan. Lilitan dan lipatan ini merupakan hasil dari ikatan-ikatan hidrogen pada interval beraturan di sepanjang kerangka belakang rantai polipeptida.  Secara keseluruhan bentuk lilitan dan lipatan inilah yang disebut struktur sekunder protein. Struktur sekunder merujuk kepada struktur dua dimensi dari molekul protein, dimana terjadi lipatan (folding) yang beraturan seperti -heliks dan-sheet. Dalam struktur skunder, disamping adanya ikatan kovalen antar asam amino dan ikatan disulfida dari gugusan sistein, juga terdapat ikatan hidrogen dari gugus-gugus polar pada residu asam amino.

 Struktur Tersier 
 Lapisan yang tumpang tindih di atas pola struktur sekunder adalah struktur tersier protein, yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai-rantai samping (gugus R) berbagai asam amino.  Salah satu ikatan yang berperan dalam struktur tersier disebut interaksi hidrofobik. Struktur tersier ini merupakan struktur tiga dimensi yang sederhana dari rantai polipeptida. Polipeptida dengan struktur ini, disamping melakukan folding membentuk struktur -heliks dan-sheet, juga terjadi antaraksi nonkovalen seperti gaya van der waals, dan antaraksi gugus nonpolar yang mendorong terbentuknya folding yang mantap dari suatu polipeptida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar